Ini gara-gara kupu-kupu dan kunang-kunang sering pura-pura

Mengutip dari wikipedia tentang definisi bahasa,

  • A language is a system of visual, auditory, or tactile symbols of communication and the rules used to manipulate them.
  • Language can also refer to the use of such systems as a general phenomenon.
  • Though commonly used as a means of communication among people, human language is only one instance of this phenomenon.
Intinya bahasa sebagai alat komunikasi, baik antara sesama benda mati atau makhluk hidup. Benda mati seperti komputer kadang butuh berkomunikasi dengan komputer lain. Mahkluk hidup pun seperti binatang saling berkomunikasi. Tentunya masing-masing punya cara dan bentuknya sendiri.

"Ini gara-gara kupu-kupu dan kunang-kunang sering pura-pura "

Sengaja saya ketengahkan judul itu menyorot sedikit kata ulang. Yah ini bisa dikatakan opini pribadi sih. Kalau dilihat sepintas kalimat di atas disusun dari kata-kata yang berulang, meski fungsinya bukan untuk menjamakkan. Bagaimana kalau pengulangannya dihilangkan?

"Ini gara kupu dan kunang sering pura "

Maknanya sulit dipahami dan aneh mungkin. Nah, sekarang badingkan dengan kalimat dibawah ini,

"Kambing-kambing sedang diincar oleh serigala-serigala yang lapar "

Makna kata pada kalimat ini mengandung arti jamak. Kambing-kambing sama artinya dengan banyak kambing begitu juga dengan serigala.
Terus bagaimana kalau kata kupu-kupu dan kunang-kunang dijamak dengan mengikut kaidah kata kambing, bisa jadi seperti ini:

"Ini gara-gara kupu-kupu-kupu-kupu dan kunang-kunang-kunang-kunang sering pura-pura "

Pastinya kalimat seperti ini salah dalam tata Bahasa Indonesia karena pengulangan yang dikenal hanya sampai dua kata. Jadi bagaimana yang benar? Silahkan berpetualang sendiri kalau ingin menggali lebih dalam!
Opini saya bahwa dalam Bahasa Indonesia dikenal kata yang bisa berarti tunggal dan bisa berarti jamak. Kata ini terletak pada kata majemuk semu seperti contoh di atas. Jadi kupu-kupu meski kita menangkap kupu-kupu satu ekor atau banyak tetap saja disebut kupu-kupu. Cumi-cumi, meski kita beli di pasar satu ekor tetap disebut cumi-cumi, apalagi kalau belinya satu kantong plastik, tentu kita tidak merasa bersalah menyebutnya cumi-cumi. Jadi kesimpulannya?

Terus kata gara-gara [dalam bentuk baku mungkin dipakai kata 'karena'] dan pura-pura juga tidak bisa disunat menjadi gara dan pura. Kata ini pemakaiannya harus selalu diulang. Jadi gimana ini Bro?

Kata kambing-kambing yang berarti jamak tentu tidak mengapa dipakai karena untuk membedakan dengan kata kambing yang berarti tunggal. Tapi kata kupu-kupu mengapa ada, kalau bentuk kupu saja tidak ada. Apakah kupu-kupu tidak pernah berjumlah tunggal, tentu tidak? Tapi ya sudah lah ini salah satu keunikan sebuah bahasa. Bahasa juga adalah kesepakatan.

Sekarang saya list bebarapa kata-kata majemuk semu:
Kura-kura
Biri-biri
Lumba-lumba
Berang-berang
Laba-laba
Julung-julung